Kriteria Pasangan Hidup
Haii readers, sesuai dengan janji di postingan artikel Saya yang sebelumnya, yaitu akan memposting beberapa tulisan baru. Dan kali ini Saya akan mengulas mengenai Kriteria Pasangan Hidup. Wiih dari judulnya aja udah berattt ya wkwk, but bakal saya tulis dengan santai dan ringan karena memang di usia yang sudah menginjak dewasa ini bukan hal yang asing lagi dalam membahas hal seperti ini, dan bukan waktu yang salah juga jika saat ini kalian sudah mempersiapkan kira-kira seperti apa yaaaa calon pasangan hidup kalian nantinya, tentunya setiap orang memiliki tipe masing-masing. Yuk ah langsung saja Saya akan membahas sekaligus menjabarkan Kriteria apa sih yang Saya inginkan. Penasaran kan? Saya harap sih penasaran aja deh yaaa, karna kalo ngga penasaran kan Saya jadi nggak bisa lanjutin nulis artikel ini :D Ooh iya, sebelumnya Saya menulis Artikel ini karna ada Satu buku yang sangat menginspirasi, dan isinya juga sangat bagus, lalu saya kembangkan lagi menjadi lebih Spesifik sesuai dengan kriteria Saya. In Syaa Allah bermanfaat, langsung saja Check it out
.
.
Kriteria Pasangan
Hidup
Landasan saya
dalam memilih seorang pendamping hidup adalah Hadits Rasulullah SAW mengenai
empat perkara: harta (materi), keturunan (nasab), fisik, dan agama.
Prioritas pertama adalah agama.
Artinya, saya ingin memiliki pendamping yang merasa agamanya baik. Meski
agamanya baik, saya tetap ingin agar dia dan saya selalu belajar dan belajar
lagi bersama-sama. Dia senantiasa terbuka untuk mau belajar dari orang lain.
Saya mengharap
kepada Allah agar pendamping saya nantinya adalah seseorang yang mencintai
Allah dan Rasul-Nya. Sehingga, dia takkan pernah menghinakan istrinya jika
sedang tidak menyukainya, serta tidak menempatkan istrinya memenuhi hatinya
ketika ia sedang menyukainya.
Mengenai
harta, saya tidak ingin pendamping yang hanya menjadi seorang budak uang,
menukarkan waktu bersama keluarga dengan bekerja kepada atasannya setiap hari
hanya untuk mendapat uang. Saya berharap memiliki suami yang bermental
pengusaha.
Mengenai
keturunan, saya berharap pendamping hidup saya sampai akhir hayat adalah
seseorang yang menyayangi keluarga orang tuanya. Dengan dukungan dari
pendamping saya, saya akan beradaptasi dengan keluarganya. Bagaimanapun,
keluarganya adalah keluarga saya juga. Saya akan menjalin silaturahim yang kuat
dengan keluarganya.
Mengenai
fisik, saya bukan seseorang yang gila fisik. Saya lebih mementingkan sikap.
Karena seseorang yang ganteng sekalipun, kalau sikapnya jelek, satu jam
bersamanya juga sudah bosan, capek, dan nggak nyaman. Tapi, saya berharap Allah
memberikan saya pendamping yang bersedia memperganteng penampilan demi istrinya
kelak, sebagaimana sabda Rasulullah SAW. Saya berharap suami saya melakukan hal
tersebut bukan untuk saya, tapi untuk Allah, sebagai bukti taat kepada-Nya.
Diluar empat
kriteria tersebut, saya berharap memiliki seorang pendamping yang memiliki
antusiasme besar; semangat, ramah pada manusia, hewan, tumbuhan, berfikir
positif, suka tantangan, terbuka, perhatian, humoris, bahagia melihat
kebahagiaan orang lain, berprinsip, jujur, proaktif (tidak mau menyalahkan
orang lain karena kesalahannya), luwes, tidak banyak menuntut, justru
membimbing, tegas, tidak menyepelekan, tidak memaksakan, tidak men-judge,
setia, pengertian, punya integritas, dan dewasa (dalam arti bertanggung jawab
terhadap hidupnya sendiri atau mandiri).
Itulah
sikap-sikap yang saya sukai. In syaa Allah, saya pun sedang proses menuju
sikap-sikap itu. Jadi, kalau ada yang bilang mustahil satu orang memiliki sikap
tersebut, saya tidak terima pernyataan itu.
Oh ya, ada
juga hal yang berkenaan dengan teknis, yang saya harap ada pada diri pendamping
saya nantinya. Hal-hal teknis ini berkaitan dengan saya langsung soalnya.
Nilai-nilai yang saya sampaikan sebelumnya itu sangat umum. Sementara, saya
berharap bisa menjadi partner seumur hidup. Hal teknis ini cukup penting untuk
saya paparkan.
Saya berharap
memiliki seorang pendamping yang memiliki rasa seni. Senang musik, atau gambar
(lukisan, komik), film bermutu, dan tidak menganggap seni-seni itu murahan,
apalagi menganggapnya tidak bermanfaat. Sebab, saya terbuka terhadap
nilai-nilai Islam yang universal dalam karya-karya seni itu, dan saya tidak
menganggapnya tidak berguna. Bahkan sebaliknya, karya-karya seperti itu bisa
menjadi ladang dakwah yang potensial.
Saya bukan
orang yang kaku atau keras terhadap kriteria-kriteria tersebut. Melalui proses
perkenalan, saya dapat merasakan apakah visi yang saya miliki dengan calon
suami saya tersebut sama. Hanya kepada Allah saya menyerahkan kepasrahan
setelah perjuangan ini. Aamiin.
Nahh... Jadi kurang-lebih seperti itulah kriteria yang saya inginkan. Dan Alhamdulillah sebenarnya saya sudah menemukan sosok idaman itu, tapi semua kembali lagi kepada Allah, saya serahkan semuanya, semoga ada jodoh diantara kita Aamiin. Kembali lagi ke kriteria, intinya bagaimanapun pria yang nantinya meminang Saya, Saya akan menerima setiap kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya lalu saya berusaha menyempurnakan kekurangannya begitupun sebaliknya, karena kita paham bahwa hakikatnya sepasang kekasih (halal) dipersatukan karna untuk saling menyempurnakan.
Sekian tulisan dari Saya, next artikel In Syaa Allah Saya akan membahas tidak jauh dari pembahasan ini hehe, semoga bermanfaat. See you ;)
Komentar
Posting Komentar